Senin, 21 Mei 2012

Transportasi

Transportasi dapat diartikan sebagai suatu tindakan , proses atau sesuatu yang sedang ditransportasikan atau dipindahkan dari satu tempat ke tempat yang lain (Morlok, 1985 : 5).  Trip atau perjalanan adalah pergerakan seseorang untuk tujuan tertentu dari rumah sampai kerumah lagi (pulang-pergi). Trip yang biasa dilakukan oleh orang adalah kesekolah, berbelanja, rekreasi, bekerja dan lain-lain. Dapat pula dalam satu trip terjadi pulang pergi untuk beberapa tujuan misalnya perjalanan dari : rumah – kantor – berbelanja – rekreasi – rumah.
Transportasi terjadi karena adanya perbedaan sumber daya (alam dan manusia) dari wilayah satu dan wilayah yang lainnya. Akibat perbedaan sumber daya alam dan manusia maka terjadi perbedaan kebutuhan (demand) dan penawaran (suplay). Dengan demikian terjadi interaksi antar kawasan  yang terlihat dari adanya transportasi. Jadi fungsi transportasi dapat dibagi menjadi 3 fungsi :
1.       Saling melengkapi (complementarity)
2.       Intervensi kesempatan (intervening opportunity), bila mana interaksi 2 kawasan yang begitu jauh dapat diganti dengan kawasan lain yang lebih dekat.
3.       Saling tukar (transberability) mencakup subtitusi
Penelitian Dasar Transpotasi
Hariyanto (2003) menyebutkan bahwa penelitian dasar dalam trasportasi ada 4 tahap yakni :
1.       1. Trip
a.       Trip  Generation (Asal Perjalanan)
Trip generation adalah jumlah perjalanan yang ditimbulkan oleh suatu tempat wilayah . Pengertian wilayah ini dapat berupa unit permukiman atau bagian wilayah kota (kawasan) atau kota sendiri sendiri. Besar kecilnya trip generation tergantung pada : jumlah penduduk, status sosial, aksesbilitas dan sebagainya. Trip generation dapat dipandang sebagai tempat asal perjalanan.
b.      Trip Attraction (Tarikan Perjalanan)
Trip attraction adalah jumlah perjalanan yang diakibatkan adanya daya tarik suatu wilayah, mislanya keberadaan suatu pabrik atau pusatn perbelanjaan pasti menarik orang untuk melkukan perbelanjaan ketempat tersebut.
2.       Trip Distribution (Persebaran Perjalanan)
Trip distribution adalah bagaimana lalu lintas dapat ditimbulkan oleh suatu wilayah itu didistribusikan. Apakah arah pejalanan itu semua menuju satu tempat atau tersebar merata.
3.       Moda Split (Jenis Angkutan)
Moda split adalah pembagian perjalanan ke dalam moda angkutan baik pribadi maupun angkutan umum. Dengan kata lain moda split adalah pemisahan perjalanan berdasarkan jenis angkutan. Secara garis besar moda angkutan terbagi menjadi 3 yakni :
a.       Angkutan air mencakup laut, sungai, dan danau
-          Pelayaran nasional
-          Angkutan penyebrangan antar pulau
b.      Angkutan darat
-          Angkutan jalan raya
-          Kereta api
c.       Ankutan Udara
-          Penerbangan internasional
-          Penerbangan nasional
4.       Traffict assigmen (Pembebanan  Ruas Jalan)
Traffict assigmen adalah pengaturan volume lalu lintas sedemikian rupa sehingga lalu lintas tidak menumpuk pada satu ruas jalan. Volume lalu lintas pada suatu ruas jalan dapat dialihkan ke ruas jalan lain. Ini untuk menghindari untuk menghindari kemacetan lalulintas dan menghindari terjadinya kemacetan lalu lintas.

Jumat, 18 Mei 2012

Kangen

Seseorang pernah berkata kepada saya. Bahwa rasa kangen adalah manifestasi dari kehilangan. Dan kehilangan adalah sesuatu yang sangat familiar.
Kehilangan selalu menyergapmu pada saat-saat di mana kamu sedang paling tidak siap. Ia selalu mengejutkanmu, secara tiba-tiba. Terkadang pelan dan diam-diam seperti pencopet ulung di dalam bis kota. Kali lain kejam dan menarik perhatian seperti tabrak lari di jalanan ramai pada siang hari.
Rasa terkejut, sedih, kaget, kesal, marah, dan terluka akan memudar seiring berlalunya waktu. Hanya satu rasa itu yang kemudian membuatmu sadar. Bahwa kamu telah sungguh-sungguh kehilangan: rasa kangen. Yang masih tertinggal, bahkan lama setelah rasa yang lain tertelan di latar belakang.
Kamu mungkin marah, terkejut, dan kesal ketika telepon genggammu dicuri orang. Tetapi adalah rasa kangen yang masih akan menghampirimu bertahun-tahun kemudian. Bukan karena telepon genggam yang dicuri orang itu, tetapi karena kamu merasa kehilangan pesan-pesan pendek yang pernah ia kirimkan kepadamu. Foto-foto kalian berdua yang belum sempat kamu transfer ke komputer portabelmu. Juga kenyataan bahwa telepon genggam itu adalah hadiah darinya untukmu: satu-satunya tanda mata yang masih tersisa dari kalian berdua.
Rasa sedih akan lenyap perlahan, seiring mengeringnya air matamu yang jatuh di atas bantal. Tetapi esok hari, dan sampai berbulan-bulan setelahnya, rasa kangen masih akan menghampirimu tiba-tiba. Lalu kamu sadar. Bahwa sesungguhnya, kamu telah kehilangan. Kamu kehilangan hal-hal yang membuat kamu menangis. Hal-hal yang pernah kamu cintai. Hal-hal yang pernah kamu sayangi. Hal-hal yang pernah kamu pedulikan.
Kemudian kamu mengerti. Bahwa rasa kangen ternyata bukan mengenai segala yang “pernah”. Rasa kangen bukanlah mengenai hal-hal yang pernah kamu cintai. Hal-hal yang pernah kamu sayangi. Hal-hal yang pernah kamu pedulikan. Ternyata rasa kangen juga menandakan segala yang “masih”. Bahwa kamu masih cinta. Masih sayang. Masih peduli.
Di sisi sebaliknya, rasa kangen juga memberikan tanda lain kepadamu. Ia menjelma isyarat. Bahwa mungkin, tanpa kamu sadari, sebenarnya kamu terlanjur “sudah”. Ya, ketika kamu kangen, mungkin itu tandanya kamu sudah cinta. Sudah sayang. Sudah peduli. Walau kamu masih saja bilang there’s-nothing-between-us, diam-diam kamu tahu. Bahwa di antara kamu dan dia, ada satu rasa itu. Yang tak pernah bisa membohongi hatimu
http://beradadisini.com/2011/09/08/kehilangan/

Arti Definisi/Pengertian Imunisasi, Tujuan, Manfaat, Cara dan Jenis Imunisasi Pada Manusia



Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang. Imunisasi berasal dari kata imun yang berarti kebal atau resisten. Imunisasi terhadap suatu penyakit hanya akan memberikan kekebalan atau resistensi pada penyakit itu saja, sehingga untuk terhindar dari penyakit lain diperlukan imunisasi lainnya.
Imunisasi biasanya lebih fokus diberikan kepada anak-anak karena sistem kekebalan tubuh mereka masih belum sebaik orang dewasa, sehingga rentan terhadap serangan penyakit berbahaya. Imunisasi tidak cukup hanya dilakukan satu kali, tetapi harus dilakukan secara bertahap dan lengkap terhadap berbagai penyakit yang sangat membahayakan kesehatan dan hidup anak.
Tujuan dari diberikannya suatu imunitas dari imunisasi adalah untuk mengurangi angka penderita suatu penyakit yang sangat membahayakan kesehatan bahkan bisa menyebabkan kematian pada penderitanya. Beberapa penyakit yang dapat dihindari dengan imunisasi yaitu seperti hepatitis B, campak, polio, difteri, tetanus, batuk rejan, gondongan, cacar air, tbc, dan lain sebagainya.
Macam-macam / jenis-jenis imunisasi ada dua macam, yaitu imunisasi pasif yang merupakan kekebalan bawaan dari ibu terhadap penyakit dan imunisasi aktif di mana kekebalannya harus didapat dari pemberian bibit penyakit lemah yang mudah dikalahkan oleh kekebalan tubuh biasa guna membentuk antibodi terhadap penyakit yang sama baik yang lemah maupun yang kuat.
Teknik atau cara pemberian imunisasi umumnya dilakukan dengan melemahkan virus atau bakteri penyebab penyakit lalu diberikan kepada seseorang dengan cara suntik atau minum / telan. Setelah bibit penyakit masuk ke dalam tubuh kita maka tubuh akan terangsang untuk melawan penyakit tersebut dengan membantuk antibodi. Antibodi itu uumnya bisa terus ada di dalam tubuh orang yang telah diimunisasi untuk melawan penyakit yang mencoba menyerang.

Selasa, 15 Mei 2012

KONSERVASI SUMBER DAYA AIR


Konservasi sumberdaya air adalah upaya memelihara keberadaan serta keberlanjutan keadaan, sifat dan fungsi sumber daya air agar senantiasa tersedia dalam kuantitas dan kualitas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan mahluk hidup, baik pada waktu sekarang maupun yang akan datang.
Sumberdaya air merupakan bagian dari kekayaan alam dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk kemakmuran rakyat, secara lestari sebagaimana termaktub dalam pasal 33 ayat 3 UUD 1945. Ketetapan ini ditegaskan kembali dalam pasal 1 Undang Undang Pokok Agraria tahun 1960 bahwa bumi, air dan ruang angkasa termasuk kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dalam wilayah Republik Indonesia sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa adalah merupakan kekayaan nasional. Sumberdaya air ini memberikan manfaat serbaguna untuk mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat di segala bidang baik sosial, ekonomi, budaya, politik maupun bidang ketahanan nasional.
Konservasi Sumber Daya Air di Sungai, Danau dan Waduk     
Untuk konservasi air di daerah seperti sungai, danau, waduk tentunya tak lepas dari pengelolaan yang dilakukan demi diperolehnya tatanan air yang setimbang. Tujuan konservasi itu meliputi:

Pencegahan Banjir dan Kekeringan
Banjir terjadi karena sungai dan saluran-saluran drainase lain tidak mampu menampung air hujan yang turun ke bumi. Penuhnya air permukaan pada sungai dan danau serta saluran drainase lain disebabkan karena air hujan itu tidak merembes ke bumi, melainkan mengalir menjadi air permukaan. Penyebab terjadinya banjir antara lain curah hujan yang tinggi, penutupan hutan dan lahan yang tidak memadai, serta perlakuan atas tanah yang salah.
Agar banjir dan kekeringan dapat diantisipasi, maka perlu dibuat peta rawan banjir dan kekeringan pada tiap daerah, menyusun rencana penanggulangan banjir dan kekeringan, dan menyiapkan sarana dan prasarana untuk mengadaptasinya.
Kegiatan yang perlu dilakukan untuk mencegah banjir adalah: (1) mematuhi ketentuan tentang Koefisien Bangunan Dasar (KBD) bangunan sehingga kemampuan peresapan air ke dalam tanah meningkat; (2) menjaga sekurang-kurangnya 70 % kawasan pegunungan tertutup dengan vegetasi tetap; (3) melakukan penanaman, pemeliharaan, dan kegiatan konservasi tanah lainnya pada kawasan lahan yang gundul dan tanah kritis lainnya terutama pada kawasan hulu suatu DAS; (4) menyelenggarakan pembuatan teras pada kawasan budidaya di daerah berlereng; (5) Membangun sumur dan kolam resapan; (6) membangun dam penampung dan pengendali air pada tempat-tempat yang dimungkinkan; (7) pengaturan tata guna lahan yang harus lebih berorientasi kepada lingkungan dan meningkatkan ruang terbuka hijau; (8) alokasi lahan harus lebih berorientasi ke fungsi sosial, lingkungan dan keberpihakan kepada rakyat kecil, sehingga perlu dilakukan pendataan tanah dan land form.
Pada kawasan resapan air tidak diperkenankan mendirikan bangunan di kawasan ini  arena akan menghalangi meresapnya air hujan secara besarbesaran. Pembangunan jalan raya juga dihindari agar tidak menyebabkan pemadatan tanah dan terganggunya fungsi akuifer. vegetasi yang ada dijaga dan tidak dilakukan penebangan komersial

Pencegahan Erosi dan Sedimentasi
Erosi dan sedimentasi adalah peristiwa terkikisnya lapisan permukaan bumi oleh angin atau air. Faktor penentu sedimentasi ini adalah iklim, topografi, dan sifat tanah serta kondisi vegetasi. Faktor penyebab erosi yang terbesar adalah pengikisan oleh air. Oleh karena itu upaya pencegahan yang dilakukan berkaitan dengan upaya pencegahan banjir. Erosi juga dapat terjadi pada tepi sungai karena tebing sungai tidak bisa memegang tanah yang terkena arus air.
Kegiatan untuk mencegah erosi dan sedimentasi yang dapat dilakukan adalah: (1) tidak melakukan penggarapan tanah pada lereng terjal. Bila kelerengan lebih dari 40% maka tidak diperkenankan sama sekali untuk bercocok tanam tanaman semusim. Sedangkan bercocok tanam pada 10 kawasan yang berlereng antara 15-25 % dilakukan dengan membuat teras terlebih dahulu; (2) Untuk mencegah terjadinya sedimentasi pada sungai, maka pada berbagai lokasi di kawasan berlereng dibuat bangunan jebakan lumpur, berupa parit-parit buntu sejajar kontur dengan berbagai variasi panjang, lebar dan dalamnya parit. Secara periodik parit ini dibersihkan agar dapat berfungsi sebagai penjebak lumpur, terutama pada musim penghujan; (3) mencegah pemanfaatan lahan secara intensif pada lahan yang berada di atas ketinggian lebih dari 1000 m di atas permukaan laut; (4) mencegah pemanfaatan lahan yang memiliki nilai erosi lebih tinggi dari erosi yang diperbolehkan.

Pencegahan Kerusakan Bantaran Sungai

Kerusakan bantaran sungai dapat diakibatkan oleh pengikisan aliran air dan aktivitas manusia yaitu dengan pembuangan sampah, material dan pengurukan untuk melindungi tempat tinggal. Pencegahan timbulnya kerusakan bantaran sungai dapat dilakukan : (1) melindungi bantaran sungai secara teknis dengan pembetonan dan secara vegetasi yaitu penanaman pada bantran sungai dengan pohon supaya tahan terhadap proses pengikisan; (2) melarang dan menindak kepada orang atau pihak yang menggunakan bantaran sungai untuk bangunan tempat tinggal; (3) melarang kegiatan pembuangan sampah dan material sehingga menyebabkan kerusakan bantaran sungai.

Konservasi Sumber daya Air Bawah Tanah

Sedikit berbeda, untuk konservasi secara sedrhana yang dapat diterapkan di rumah-rumah penduduk, maka ada konservasi untuk air bawah tanah. Meliputi, sumur resapan air hujan (SRAH) menurut Muhsinatun Siasah Masruri, 1997 dalam buku Sumur Resapan Air Hujan Sebagai Sarana Konservasi Sumberdaya Air Tanah di Kota Madya Yogyakarta adalah lubang galian berupa sumur untuk menampung dan meresapkan air hujan. Sesuai dengan namanya air yang boleh masuk kedalam sumur resapan adalah air hujan yang disalurkan dari atap bangunan atau air hujan yang mengalir diatas permukaan tanah pada waktu hujan. Air dari kamar mandi, WC dan dapur tidak dimasukkan kedalam SRAH karena air tersebut merupakan limbah. Air dari WC harus dimasukkan ke dalam septictank kedap air agar bakterinya tidak mencemari air tanah.
Manfaat sumur resapan air hujan terhadap lingkungan adalah untuk mengurangi angka imbangan air yaitu sebagai pemasok air tanah untuk memenuhi kebutuhan air bersih guna menopang kehidupan, mengatasi intrusi air laut, memperbaiki mutu air tanah, mengatasi kekeringan dimusim kemarau, menanggulangi banjir dimusim hujan, mengendalikan air larian (run off) yang mengakibatkan pengikisan humus tanah. Dengan terkendalinya erosi tanah, secara tidak langsung mengurangi sedimentasi yang menyebabkan pendangkalan sungai.